Sabtu, 25 April 2009

ALCOHOL KILLS YOU!!!

Kita semua tahu kalo alkohol tuh punya efek yang gak bagus buat orang-orang yang mengkonsumsinya. Selain bikin mabok berat, alkohol juga bahaya lohhh untuk manusia.... Dan parahnya, efek yang dihasilkan alkohol, sanggup ngalahin beberapa jenis narkoba...... wawwww....


  • Minuman beralkohol mengandung etanol, yaitu suatu bahan psikoaktif yang punya efek menurunkan kesadaran. Apalagi minuman beralkohol ini juga bisa mengubah emosi sesaat pada manusia, misalnya dari sedih jadi senang...
  • Seiring dengan meningkatnya ketergantungan pada minuman beralkohol, kuota yang masuk ke dalam tubuh pun makin besar. Akibatnya, orang jadi minum melebihi batas aman, dan terancam bisa ngalamin kematian mendadak....
  • Alkohol yang masuk tubuh manusia ga semuanya dibuang melalui urine. Sebagian akan masuk ke dalam darah dan bersirkulasi di sekitar paru-paru. Bahaya dimulai ketika alkohol beredar di paru-paru, karena dia berpotensi mengganggu aliran darah, dari dan menuju ke jantung.

Nempel Terus sama Mantan

Kisah cinta kita sama mantan emang udah masa lalu. Tapi, anehnya sampe sekarang kita masih belom bisa lepas dari dia.. Yaa mungkin karena emang udah kebiasaan juga kali yaa?? Bukan berarti pengen balik juga siihh....cuma emang uda biasa aja untuk selalu care sama dia... Naahhhh... ada yang aneh gak sih sama hubungan yang kaya begini niihhh?? Simak dehh yang berikut ini....



Nempel itu asyik!!
hmm sbenernya sih gak aneh yaa.. Apalagi kalo emang kita putus secara baik-baik. Dan emang justru banyak keuntungan juga kalo kita bisa berteman dengannya, misalnya:
  • bisa curhat sampe PUASSSS... Mantan kan tau banged tuh gimana cara nenangin kita, jadi pastinya kita bakal berasa nyaman banged kalo cerita sama dia.
  • punya "pelindung"... meskipun udah putus, kadang sikap mantan yang melindungi kita saat jalan bareng masih tersisa tuh!
  • bisa dapet bocoran tentang sifat-sifat cowok yang selama ini belum kita ketahui. Lumayan juga tuh buat modal cari gebetan baruu! hehe :p
  • Nambah sobat... Berhubung kita dan mantan sudah kenal keburukan dan kebaikan masing-masing, jadi dalam berteman pun ga perlu JAIM... seruuu siihh jadinyaa... :)
Siap-siap

Kamis, 23 April 2009

Informational Social Influence


Ada beberapa alasan utama mengapa seseorang konform. Salah satunya adalah karena kebutuhan seseorang untuk akurat dan benar dalam mebuat suatu keputusan. Terkadang, ketika kita diperhadapkan dengan situasi tertentu, kita merasa tidak yakin dengan apa yang kita pikirkan atau apa yang harus kita perbuat, sementara kita menginginkan diri kita dapat melakukan tindakan yang tepat.


Nah,, dalam situasi-situasi seperti itu, dimana kita bingung dan merasa keadaannya ambigu, kita cenderung untuk menyetujui pendapat orang lain yang kita yakini benar. Fenomena ini dinamakan informational social influence. Informational Social Influence adalah pengaruh dari orang lain yang membuat kita konform akan suatu hal karena kita meyakini orang lain sebagai sumber informasi mengenai berbagai aspek dalam kehidupan sosial. Dalam situasi ambigu, seperti yang dikatakan tadi, kita cenderung menganggap pendapat orang lain lebih benar dan tepat daripada pendapat kita sendiri.



Kapan orang konform pada informational social influence ?

...Saat situasi yang dihadapi ambigu...
Seperti telah disebutkan beberapa kali di atas, bahwa dalam keadaan yang ambigu, seseorang akan lebih cenderung untuk menggunakan orang lain sebagai sumber informasi yang tepat bagi keputusannya. Jadi, semakin kita tidak yakin, maka kita akan semakin bergantung pada orang lain.


...Saat situasi yang dihadapi kritis...
Krisis merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk menggunakan orang lain sebagai sumber informasi. Dalam situasi yang kritis, biasanya seseorang tidak memiliki waktu yang cukup untuk berpikir tindakan mana yang tepat untuk diambilnya. Maka, di saat-saat panik seperti itu, orang lain lah yang menjadi sumber informasi yang tepat bagi perilakunya.


...Saat penyuplai informasi adalah seorang ahli...
Pada umumnya, kalo kita bertanya sama seorang ahli (dalam bidang apa saja), kita pasti akan lebih percaya pada mereka. Karena dalam pandangan kita, sang ahli telah mempelajari bidang-bidang tertentu dan kita menganggap mereka benar-benar expert. Jadi, kita akan konform jika sang ahli yang menjadi penyuplai informasi.



Informational Social Influence tidak selalu memberikan dampak yang baik. Terkadang konform justru malah membuat masalah. Ada istilah-istilah lain mengenai informational social influence, antara lain adalah contagion. Contagion merupakan penyebaran informasi atau perilaku yang cepat di dalam sebuah keramaian. Jika tadi sudah dikatakan bahwa kita cenderung konform pada orang lain karena kita menganggap orang lain sebagai sumber informasi yang tepat bagi kita. Namun, tidak semua informasi yang kita dapat dari orang lain adalah informasi yang akurat. Dalam keadaan ambigu, bisa saja kita mengikuti sumber infromasi yang salah.


Salah satu contoh ekstrim dari informational social influence adalah mass psychogenic illness. Mass psychogenic illness adalah kejadian dimana terjadi gejala-gejala fisik yang sama dalam sekelompok orang, yang tidak diketahui penyebab jelasnya secara fisik.


Ada satu contoh kejadian, pada tahun 1998, dimana seorang guru di sekolah di Tenesse melaporkan bahwa ia mencium adanya bau gas di kelasnya. Ia merasa pusing, sakita kepala, dan sesak nafas. Kemudian, saat itu juga, kelas itu dievakuasi dan ternyata orang-orang di sekolah itu juga melaporkan gejala yang sama. Namun, ketika para ahli memeriksa keadaannya, ternyata tidak ada masalah apa-apa. Kelas pun kembali berlangsung, namun semakin banyak yang melaporkan gejala-gejala sakit yang sama. Akhirnya sekolah itu ditutup, namun para ahli tetap tidak dapat menemukan adanya kebocoran gas di sekolah itu.


Bertahan untuk tidak terpengaruh informational social influence, mungkin dapat menjadi suatu hal yang baik untuk dilakukan. Karena tidak semua orang merupakan sumber informasi yang akurat. Jadi, keputusan seseorang untuk konform atau tidak itu tergantung pada evaluasi orang tersebut mengenai penilaiannya terhadap reaksi orang lain, apakah reaksi oranglain itu lebih rasional daripada reaksinya sendiri. Jika, reaksi dirinya sendiri lebih rasional daripada reaksi orang lain, maka ia tidak konform.


 

© Free blogger template 3 columns